Google+ Facebook Twitter
The click here
to get the latest
Adobe Flash Player.
More Web & Desktop Widgets @ Widgipedia
Selamat Datang dan Terima Kasih Telah Mengunjungi Blog Kami.......Semoga Bermanfaat Bagi Anda

Monday, January 20, 2014

Obat Cytotec dan Gastrul, Bahaya dan Efek Sampingnya

Cytotec dan Gastrul yang Mengandung Misoprostol
Obat Sapu Jagat Pembunuh Janin

Galibnya sebuah obat, dimanfaatkan karena hasiatnya. Namun ada juga yang menggunakan obat karena efek sampingnya. Misoprostol, yang berkhasiat mengatasi kelebihan asam lambung alias sakit mag, ternyata ada yang menggunakannya untuk menggugurkan kandungan.

"Yang dicari orang Indonesia dari obat ini justru kontraindikasinya," kata Prof. Untung Praptohardjo. Ahli kebidanan yang juga penasihat Perhimpunan Keluarga Berencana Indonesia Jawa Tengah itu mengungkapkan penyalahgunaan obat tersebut dalam konferensi pers di Semarang, dua pekan silam. Ia mengetahui kasus ini setelah membaca pengakuan Dokter Kokok Hadiyanto di media massa.

Kokok, tersangka kasus aborsi, mengaku kepada penyidik Kepolisian Wilayah Kota Besar Semarang, menggunakan misoprostol merek Cytotec dicampur dengan metilergometrin, sejenis obat yang juga merangsang kontraksi rahim. Dengan campuran obat itu, ratusan janin digugurkan. Sedangkan misoprostol dipakai agar janin gampang dikeluarkan.

Caranya, obat tersebut dimasukkan lewat alat kelamin wanita. Dengan begitu, akan terjadi kontraksi pada rahim. Akibatnya, janin di dalam kandungan akan hancur dan keluar dalam wujud gumpalan darah. "Perdarahan ini kadang-kadang sampai lama dan akhirnya harus dihentikan dengan kuret," kata Prof. Untung.

Sebenarnya misoprostol tidak dijual bebas. Ia hanya bisa didapat di apotek dengan resep dokter. Dalam kemasannya tertera, obat ini punya efek samping lumayan berbahaya. Pemakaian berlebihan bisa mengakibatkan hiperkontraksi pada rahim.

Selain janin gampang meninggal, jaringan rahim juga bisa rapuh dan sulit dijahit. "Jika sudah begitu, rahim pasien harus diangkat," Prof. Untung menegaskan. Risiko lain, kram perut yang sangat hebat. Nyerinya bisa jauh melebihi saat haid biasa.

Bagi kaum ibu yang lagi menyusui, konsumsi misoprostol juga bengibatkan bayinya mengalami diare hebat. Karena itu, Prof. Untung menyebut Cytotec sebagai obat sapu jagat. Selain ampuh untuk menyembuhkan luka lambung, ia bisa pula untuk aborsi dan mengancam nyawa si ibu (baca: Dari Lambung Turun ke Rahim).

Kekhawatiran Prof. Untung beralasan. Guru besar ilmu kebidanan pada Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang, ini punya pengalaman menangani pasien. Delapan tahun silam, seorang wanita datang berkonsultasi di ruang prakteknya di Rumah Sakit Bersalin Gunung Sawo, Semarang. Sebut saja ia bernama Sinta.

Wanita yang belum dikaruniai momongan itu datang pada Prof. Untung agar segera punya keturunan. Suatu ketika, Sinta mual-mual dan muntah lantaran kandungannya mulai berisi. Tapi wanita muda ini tak menyadarinya. Karena itu, ia berobat pada seorang dokter spesialis penyakit dalam yang berpraktek di sebuah rumah sakit di Semarang.

Sang dokter itu mendiagnosis Sinta menderita penyakit mag. Karena itu, ia diberi misoprostol. Buntutnya, Sinta yang mengalami perdarahan akibat keguguran datang pada Prof. Untung. "Saya hampir menangis saat dia kembali ke saya," ujar Untung.

Rupanya calon ibu tadi sudah hamil dua bulan. Bayi yang diidam-idamkan bertahun-tahun meninggal dalam kandungan. Ia terpaksa dikuret. Inilah gambaran betapa masih banyak dokter yang tidak tahu bahwa misoprostol mesti diberikan dengan ekstra hati-hati.

Repotnya, banyak dokter dan bidan yang belum mengetahui soal ini. Ia hanya mendapat informasi sepihak dari detailer. Kata Prof. Untung, detailer lebih banyak bercerita mengenai khasiat lain misoprostol. Yaitu: memperlancar proses persalinan. Banyak dokter yang memanfaatkannya.

Sebagian memang berhasil. Contohnya, kata Prof. Untung, ada seorang dokter spesialis penyakit kandungan junior di Semarang yang bercerita tentang hebatnya obat lambung ini. Pasien yang sulit melahirkan dapat mudah melakukan persalinan lewat bantuan Cytotec.

Bayinya memang gampang keluar, tapi sang ibu kemudian meninggal. "Mereka memakai obat ini tanpa menyadari bahaya efek sampingnya," Untung menegaskan. Celakanya, ada sebagian dokter yang sudah mengetahui tapi malah menyalahgunakannya untuk aborsi.

Ditengarai, obat ini sudah banyak dijual di pasar gelap. Cytotec dijual Rp 300.000-Rp 400.000 per 50 butir. Tak sedikit wanita yang memilih menempuh cara gelap untuk menggugurkan kandungannya tanpa bantuan dokter.

Dokter Soegiharto Soebijanto, spesialis kebidanan dan penyakit kandungan pada Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, menyatakan pernah menggunakan misoprostol untuk keperluan persalinan dan aborsi. "Tapi bukan aborsi ilegal. Hanya untuk mengeluarkan janin yang sudah mati di rahim," Soegiharto menegaskan.

Menurut Soegiharto, penggunaan misoprostol dengan hanya ditaruh di lubang alat vital kaum wanita dengan dosis 100 mg bisa membuat rahim berkontraksi. Tapi persentase penggunaannya masih 5% dari kasus perdarahan rahim dan persalinan.

Sedangkan kemampuan misoprostol untuk aborsi masih menjadi perdebatan. Pihak produsen misoprostol, PT Pfizer Indonesia, menyangkal obat tersebut untuk aborsi. "Sesuai dengan FDA dan BPOM, kami tidak pernah merekomendasi penggunaan obat itu untuk aborsi," ujar Daisy Primayanti, Public Affairs Director PT Pfizer Indonesia.

Bahkan, sejak setahun lalu, Pfizer Indonesia sudah menyetop pasokan obat tersebut ke apotek. Ia menengarai, obat itu diimpor langsung. Sebab obat itu dulunya diproduksi oleh Pharmacia, sebelum perusahaan ini diakuisisi Pfizer pada 2003.

Penjelasan Pfizer Indonesia itu berbeda dengan keterangan distributor Cytotec, PT Parit Padang, yang mengaku masih memasok obat tersebut ke rumah sakit dan apotek. "Tentu saja kami mengirimkannya berdasarkan surat permintaan yang diteken apoteker atau asistennya," kata Hendrik, Brand Sales Manager PT Parit Padang.

Ia menyatakan tidak mengetahui asal obat itu, apakah diimpor langsung atau melalui prinsipalnya, PT Pfizer Indonesia. "Tapi, secara logis, kami tak mungkin langsung mengimpornya," ujar Hendrik, yang juga menyebutkan bahwa obat tersebut dipakai untuk memperlancar haid, bukan untuk aborsi.


Sumber: www.drgilang-aborsi.com

0 comments:

Post a Comment

 
Blogger Templates